Gubernur Olly Timbah Ilmu di Negeri Tirai Bambu hingga Gaet Investor untuk Berinvestasi di Sulut

MANADO Nusantaraline.com – Strategi dan terobosan untuk meningkatkan sektor perekonomian di Sulawesi Utara (Sulut) terus dilakukan Gubernur Sulawesi Utara (Sulut) Olly Dondokambey.

Kali ini, agenda yang dilakukan Gubernur Olly adalah melakukan lawatan ke China dengan menyasar sejumlah urusan penting, seperti misi dagang antar kedua negara hingga belajar dari dekat tentang pemanfaatan teknologi yang dimanfaatkan untuk kesejahteraan rakyat.

Olly juga menawarkan kerja sama untuk sektor perkebunan, sektor pendidikan, transfer teknologi melalui program magang.

Penjajakan kerja sama tersebut, Gubernur Olly diterima langsung oleh Konjen RI di Shangai, Denny Kurnia di Shanghai-China,
Minggu (7/5/2023).

Gubernur Olly turut didampingi Asisten I Denny Mangala dan Asisten III, Frangky Manumpil dan Kadis Pariwisata Sulut Henry Kaitjily.

Olly sempat membahas penjajakan kerja sama di sektor pariwisata, yang sebelumnya sempat mendongkrak kelangsungan ekonomi di Sulut yang sempat jaya sebelum masa pandemi.

Untuk pariwisata, Gubernur Olly ingin mendorong agar dibukanya kembali penerbangan langsung dari sejumlah kota di China ke Manado.

“Ini tujuannya supaya kunjungan wisatawan mancanegara dari China bisa lebih banyak lagi ke Sulut. Selain itu, perdagangan lewat ekspor produk perkebunan dibahas serius untuk mendorong perekonomian,” katanya.

Kemudian di sektor pendidikan, orang nomor satu di Sulut ini mendorong adanya kerja sama tranfer teknologi melalui program magang.

“Buat kemajuan daerah, tak ada kata istirahat sejenak, kita harus tancap gas,” ungkap Gubernur Olly Dondokambey.

Olly optimistis, hubungan kerja sama ini, akan kembali menggairahkan perekonomian di Sulut, terutama dengan menyasar berbagai potensi yang ada.

Selama di China Gubernur Olly direncanakan akan melakukan kunjungan di beberapa kota yang ada di China, yakni untuk melihat objek wisata, kemudian akan menyambangi Wuhu Institute of Technology.

Kunjungi Industri Pertanian Modern di China

Gubernur Olly menyempatkan waktu untuk melihat dari dekat industri pertanian modern.

Didampingi istri Ir Rita Maya Dondokambey-Tamuntuan, Ia mendatangi salah satu industri pertanian.

Olly dan istri melihat langsung bagaimana pertanian diolah dengan teknologi modern.

“Di China ini banyak sekali pengetahuan baru. Semua sektor tumbuh disini. Terlebih khusus sektor pertanian,” kata Gubernur Olly.

Kalau di Indonesia, kata Olly, masih berputar dengan pertanian tradisional, di China semua sudah beradaptasi ke industri pertanian modern.

“Saya melihat produksi buah, seperti tomat ini, sangat tinggi hasil panennya melalui industri pertanian modern,” ungkap Gubernur Olly, Senin (8/5/2023).

Selain itu, Gubernur Olly mengungkapkan industri pertanian modern ini akan dirinya terapkan di Provinsi Sulut.

“Sekarang kan kita sangat konsisten dengan sektor pertanian. Jadi jika program marijo bakobong dengan kolaborasi industri pertanian modern, maka saya pikir petani akan semakin sejahtera,” kata Gubernur.

“Hasil produksi petani akan meningkat drastis dengan industri pertanian modern ini. Tentu ini hal baik bagi kita semua, untuk memajukan pertanian di Sulut,” sambungnya.

Gubernur Olly juga mengatakan bahwa banyak manfaat dengan adanya industri pertanian modern. Selain tidak menunggu musim tanam atau panen, produksi hasil pertanian khususnya tanaman pangan dan holtikultura akan semakin banyak.

Karena itu menurut Gubernur OD, jika sektor pertanian dikelola secara baik dan tepat, maka dapat menaikkan Nilai Tukar Petani (NTP) serta menambah income atau pendapatan masyarakat khususnya petani. Artinya menurut Gubernur OD, Kesejahteraan masyarakat akan semakin baik.

“Tentu kita lihat, keuntungannya sangat banyak dengan adanya industri pertanian ini. Kita tidak perlu lagi tunggu musim tanam. Bisa kapanpun kita menanam. Panen juga bisa kita sesuaikan kapan. Kan kendala kita di darat, kalau lagi panen raya, jumlah komoditi banyak, maka harga turun,” kata Gubernur.

“Kalau dengan industri pertanian modern ini, kita bisa melakukan panen dengan jumlah yang tinggi setiap tahun. Saya sudah belajar, dan akan saya terapkan mekanisme industri pertanian modern di Tanah Bumi Nyiur Melambai,” sebutnya.

Bertemu Dirut Conch Yang Jun Bahas Proyek Strategis di China

Gubernut Olly dan Direktur Utama Grup Conch Yang Jun melakukan pertemuan di Anhui China, Senin (8/5/2023).

Pada pertemuan tersebut menghasilkan sejumlah poin penting, salah satunya terkait ajakan Gubernur Olly kepada pihak Conch agar mau berinvestasi pada proyek pengolahan sampah menjadi energi listrik (PSEL) di Sulut.

Olly mengucapkan terima kasih atas kerja sama yang terjalin selama ini. Ia mengatakan kunjungan ke China sekaligus melihat teknologi dan infrastruktur yang belum ada di Sulut.

“Senang Conch dapat berinvestasi di Indonesia lebih khusus di Sulawesi Utara. Sehingga Industri di Sulawesi Utara dapat bertumbuh lebih cepat,” katanya.

“Saat ini Sulut sedang mempersiapkan proyek pengolahan sampah menjadi energi listrik (PSEL). Semoga Conch mau berinvestasi pada proyek PSEL di Sulawesi Utara. Salah satunya karena dari sisi jarak Sulawesi Utara lebih dekat ke China bila dibandingkan dengan Jakarta,” lanjut Olly.

Olly menerangkan bahwa di sekitar lokasi pabrik Conch saat ini di Bolmong banyak sekali sekam padi atau kayu-kayu sisa yang bisa menjadi alternatif batubara karena daerah Bolmong adalah lumbung beras.

“Pemerintah Provinsi Sulut dapat menyiapkan lahan untuk menanam kayu/bambu untuk bahan bakar,” terangnya.

Terkait pariwisata di Sulut, Olly meminta dukungan dari pimpinan Conch agar mengajak karyawan conch untuk berwisata ke Sulut.

“Wisata Sulut tidak kalah dengan Bali. Budaya di Manado tidak jauh berbeda dengan budaya di China. Karena kalau melihat sejarah orang Manado keturunannya dari China,” ungkapnya.

Lebih jauh, Olly juga membeberkan banyaknya peluang investasi yang bisa dimanfaatkan oleh Conch di Sulut sebagai bagian dari OBOR serta melobi dukungan pihak Conch agar kerjasama sister province yaitu Provinsi Anhui dan Provinsi Sulut dapat segera terwujud.

Dirut Grup Conch Yang Jun menyampaikan terima kasih kepada Pemprov Sulut atas dukungan operasional pabrik Conch di Sulut berjalan lancar.

“Terima kasih karena operasional pabrik di Sulut sangat lancar. Indonesia adalah investasi pertama di luar China, terutama Sulawesi utara, sebagai pabrik paling berhasil, yang juga sebagai salah satu destinasi kebijakan OBOR (One Belt One Road),” katanya.

“Harapan yang tinggi supaya investasi ini dapat memberikan keuntungan keuntungan bagi kedua belah pihak,” lanjut Yang Jun.
Menurut Dirut Conch, sesuai arahan pemerintah pusat (Cina), investasi utama adalah industri semen kemudian akan didiversifikasikan ke industri yang lain seperti pipa PVC, pintu jendela, kaca dengan teknologi terbaru, tambang yang digerakkan dengan robot, dan industri yg digerakkan dengan robot lainnya.

“Untuk itu dimohonkan dukungan investasi Conch di Indonesia,” pintanya.

Yang Jun juga menyebut di Cina, teknologi pengolahan sampah sedang dikembangkan untuk mengganti batubara sebagai sumber energi.

“Belakangan ini harga batubara terus naik. Untuk itu saat ini sedang diganti alternatif sumber energi salah satunya dari pengolahan sampah. Jika ini berhasil maka teknologi ini dapat dibawa ke Indonesia,” paparnya.

Tambah dia, selain sampah bisa juga benda tak terpakai lainnya seperti sekam padi dan kayu yang nantinya bisa dibeli dari masyarakat sebagai tambahan pemasukan untuk menjadi bahan bakar.

“Contohnya pabrik di kamboja, Laos. Faktor kunci adalah lokasinya dekat dengan pabrik. Batang-batang padi setelah panen padi
daripada dibakar jadi polusi lebih baik dijadikan bahan bakar,” tandas Yang Jun.

Diketahui, saat ini sisa hasil PLTU (limbah berbahaya) dibakar di pabrik semen sehingga pabrik semen bukan hanya menghasilkan semen tetapi berfungsi sebagai filter
kota untuk pengolahan limbah/sampah.

Conch saat ini sedang melakukan penelitian bambu sebagai bahan bakar. Jika
ini terwujud akan membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat sekitar dan mendukung upaya pengentasan kemiskinan. Jika ini berhasil akan diterapkan di Sulut.

Terkait pariwisata di Sulut, Dirut Conch menyarankan perlunya promosi destinasi wisata yang ada di Sulut, katanya Conch akan bekerja sama dengan stakeholder
pariwisata di China untuk mempromosikan destinasi wisata di Sulut terutama
kepada para karyawan Conch.

Tak hanya itu, Yang Jun juga memastikan percepatan realisasi usulan kerjasama sister province Anhui-Sulut karena didukung
sudah ada investasi di Sulut.

“Ke depan diharapkan lebih banyak lagi pejabat Indonesia yang berkunjung ke Cina untuk menjalin komunikasi dan kerjasama dengan Pemerintah Cina, melihat langsung apa yang bisa dikerjasamakan antar negara. China sangat terbuka apalagi dengan adanya kebijakan OBOR banyak peluang kerjasama yang dapat dilakukan’” kuncinya.

Bidik Peluang Emas di China

Potensi China sangat besar bagi perekonomian global termasuk Sulut. Kebijakan Cina yang telah melonggarkan pembatasan Covid-19 dan membuka perbatasan internasional, telah membangkitkan semangat optimisme bagi sektor perekonomian 2023 yang penuh tantangan.

Sebagai salah satu mitra ekonomi China, Sulut pun dinilai akan diuntungkan oleh kebijakan tersebut.

Gubernur Sulut Olly Dondokambey tahu persis akan peluang emas ini. Tak mau menyia-nyiakannya, Gubernur Olly memanfaatkan sebaik mungkin kesempatan ini dengan melakukan kunjungan kerja ke negeri tirai bambu sejak Sabtu (6/5/2023) pekan lalu.

Gubernut Olly telah menyambangi pabrik ramah lingkungan Conch dan perpustakaan pada Senin (8/5/2022).

Diketahui Conch yang merupakan pabrik semen ini juga telah membuka sejumlah cabangnya yang tersebar di Indonesia. Di Sulut, Conch membangun pabriknya di Kabupaten Bolaang Mongondow.

Tidak sedikit proyek pembangunan infrastruktur di Sulut yang menggunakan semen Conch. Artinya, investasi dari negeri tirai bambu bernilai positif bagi kedua belah pihak baik dari sisi ekonomi maupun percepatan pembangunan infrastruktur.

Selain itu, Olly juga siap melobi kembali pembukaan jalur penerbangan di delapan kota di Cina untuk menggenjot kunjungan wisata di Sulut sekaligus memacu pertumbuhan ekonomi yang sempat tertahan karena pandemi Covid-19 yang menutup sejumlah jalur penerbangan internasional.

Sektor pendidikan juga tak luput dari perhatian Gubernur Olly. Dirinya menyiapkan program magang di China bagi masyarakat Sulut untuk mempecepat transfer teknologi.

Sebelumnya, lewat dukungan Gubernur Olly juga, sejumlah pelajar di Sulut pernah mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan kuliah di China. Setelah menyelesaikan pendidikan, mereka kembali untuk membangun Sulut.

Komitmen dan optimisme Gubernur Olly dalam membangun sumber daya manusia dan berbagai sektor strategis lainnya di Sulut memang tidak perlu diragukan lagi seperti peribahasa tuntutlah ilmu sampai ke negeri China.

“Sulut lebih dikenal di dunia, pariwisata meningkat, investasi tambah banyak,” kata Olly.

Sambangi Institut Teknologi Wuhu

Gubernur Olly pada hari keempat agenda kunjungan kerjanya ke negeri tirai bambu, menyempatkan diri menyambangi Institut Teknologi Wuhu.

Di sana, Gubernur Sulut didampingi Rektor Institut Teknologi Wuhu mengunjungi jurusan bisnis manajemen untuk melihat jalannya aplikasi real time sistem perdagangan China yang terkoneksi langsung dengan Institut Teknologi Wuhu.
Olly juga nampak serius mengamati dan mempelajari penerapan teknologi virtual reality dan aplikasi berbagai sektor pembangunan di China.

Menariknya, lewat dukungan teknologi tersebut, mahasiswa diajar menjadi enterpreneur. Mata kuliah yang didapat langsung diimplementasikan oleh mereka seperti menjual produk dan yang dihasilkan dari hasil karya mahasiswa.

Keunggulan ini sungguh menarik perhatian Olly. Dirinya ingin hal tersebut dapat dilakukan juga di Sulut.

Olly bertekad menjadikan kunker ke China sebagai momentum meningkatkan sumber daya manusia di Sulut yang bisa mengisi berbagai sektor seperti yang telah berhasil dilakukan oleh China.

“Mari kita melangkah dengan semangat yang lebih menggelora dan tekad yang lebih membaja menjadi SDM unggul, menjadi masyarakat Sulut yang maju dan sejahtera,” kata Olly.

Gaet Pengusaha untuk Berinvestasi di Sulut

Didampingi Dubes RI untuk China Djauhari Oratmangun dan Ketua Kadin Sulut Rio Dondokambey, Gubernur Olly berkesempatan untuk mengadakan pertemuan bisnis, dalam suasana Business Gathering dengan sejumlah pengusaha China di Beijing, Kamis (11/5/2023).

Dalam pertemuan tersebut, Gubernur Olly mempresentasikan peluang investasi di Sulut yang belum seluruhnya diketahui para pengusaha dari negeri tirai bambu ini.

“Sulut memiliki sejumlah potensi mulai dari pariwisata, pertanian, energi terbarukan, kelautan dan berbagai potensi lainnya,” kata Olly.


Dia menegaskan tak rugi berinvestasi ke Sulut karena pasarnya besar bahkan bisa dari luar daerah. Gubernur Sulut menjamin kemudahan perizinan kepada pengusaha China yang tertarik berinvestasi di Sulut.

“Tinggal anda investasi saja. Izin pasti diproses segera. Supaya daerah saya semakin maju dan sejahtera,” tandas Olly.

Pemaparan Olly disambut antusias, bahkan nampak sejumlah pengusaha China berbincang serius membahas presentasi Gubernur Sulut.

Pertemuan bisnis ini, lanjut Olly membuka mata dan kesempatan bagi para pengusaha di China untuk menggarap dengan maksimal peluang bisnis di Sulut.

“Dengan adanya pertemuan ini mudah-mudahan peluang bisnis antar negara bisa terjalin dengan baik dan hasilnya bisa berkembang menjadi lebih besar,” kata Olly.

Usai pertemuan bisnis, difasilitasi oleh Dubes RI untuk China Djauhari Oratmangun, kegiatan dilanjutkan dengan One on One Meeting dengan Pengusaha China.

Acara ini membahas sejumlah hal penting, diantaranya investasi bidang pariwisata termasuk mendorong tourist China ke Indonesia khususnya ke Sulut; investasi bidang energi baru terbaharukan (green energi); pembangunan infrastruktur untuk industri KEK Bitung termasuk logistik di Bitung HUP Port, Kawasan Industri Mongondouw (Kimong) dan KEK Pariwisata Likupang dan pertemuan dengan Kadin dan beberapa CEO Perusahaan China.
Sementara itu, Ketua Kadin Sulut Rio Dondokambey menjelaskan pertemuan ini dilakukan untuk mewujudkan kerja sama antar pengusaha China dan Sulut khususnya dalam hal bisnis.

Rio berharap, dalam pertemuan bisnis ini, menghasilkan kemajuan bagi Sulut. “Mudah-mudahan hasil dari petemuan ini membuahkan hasil yang maksimal, agar lebih banyak lagi pengusaha di China yang berinvestasi di Sulut,” pungkasnya.

(Advetorial)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *