MANADO Nusantaraline.com – Saat ini jumlah pengusaha di Indonesia terbilang cukup rendah. Hanya berkisar 3,4 persen saja. Angka ini masih tertinggal jauh jika dibandingkan dengan negara tetangga. Thailand, misalnya, jumlahnya sudah mencapai 4,5 persen, sedangkan Singapura 8,6 persen. Sementara di negara-negara maju, angkanya lebih dari 10 persen.
Indonesia harus mengejar ketertinggalan itu. Generasi muda, terutama mahasiswa, wajib digodok menjadi wirausahawan dan pebisnis yang handal. Harapannya, ketika sudah lulus, mereka tak lagi bingung mencari kerja. Namun, justru menciptakan lapangan kerja baru.
“Mahasiswa harus bertindak kreatif dan terus berusaha. Jangan menyerah dan takut gagal. Karena yang gagal itu adalah mereka yang berhenti berusaha, harus gagal dulu dan kemudian berusaha lagi capai kesuksesan,” ujar salah satu pembicara yakni Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Sulut Natanael Pepah SE, dalam kegiatan yang bertajuk ‘Yang Muda yang Berusaha’ yang di gelar Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado ini, Rabu (11/10/23).
Natanael berharap, kedepannya kiranya mahasiswa bisa lebih niat lagi untuk ber wirausaha.
“Karena saya lihat saat ini, percuma jika kita mengadakan acara seperti ini kalau banyak mahasiswa hanya bergantung kepada pemerintah saja untuk mendapatkan pekerjaan, jadi saya harap, mahasiswa FEB Unsrat bisa melatih bisnis, bisa mengembangkan bisnis dan bisa memulai usaha sejak dari fakultas,” harap Alumni FEB Unsrat ini.
“Mungkin karena masih mahasiswa jadi belum terlalu fokus juga dalam menjalankan usaha, kedepannya kiranya mahasiswa bisa lebih fokus lagi dalam menjalankan usahanya,” sambung Natanael.
Natanael juga mengingatkan kepada mahasiswa yang hadir bahwa Orangtua dan keluarga tidak selamanya ada bersama kita, jadi kita harus memulainya dari sekarang untuk memikirkan berwirausaha.
“Harus dimulai dari anak muda, harus berani dan harus terjun langsung.
FEB Unsrat diharapkan lebih giat melaksanakan kegiatan seperti ini, agar mahasiswa lebih termotivasi dan terdorong menjalankan usaha,” tukasnya.
Sementara itu, pembicara lainnya, Dr James Massie SE., MS, yang merupakan Dosen Senior International Bisnis FEB Unsrat mengatakan, Sejak FEB Unsrat memperkenalkan Marketplace Expo di Unsrat sejak tahun 2013, produk yang selalu di tampilkan oleh mahasiswa adalah produk hasil pembelajaran dari matakuliah Kewirausahaan Berorientasi Bisnis untuk Mahasiswa itu sendiri.
“Kini saatnya untuk pertama kali dalam sejarah di Unsrat, khususnya di Fakultas Ekonomi dan Bisnis kami melakukan show case/expo hasil pembelajaran KEWIRAUSAHAAN BERORIENTASI SOSIAL, membantu kelompok masyarakat sasaran yang sangat-sangat membutuhkan uluran tangan kreatif dan inovatif dari kelompok mahasiswa untuk menumbuh kembangkan usaha-usaha baru, demi meningkatkan penghasilan/kesejateraan masyarakat sasaran,” tukasnya.
Ketua Panitia Dies Natalis FEB Unsrat ke-63 Frederik G Worang SE, BSBA mengatakan, kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka Dies Natalis FEB Unsrat ke-63, selain dua pembicara diatas menghadirkan juga pembicara lainnya yakni Ketua BEM FEB UNSRAT Allan Lipan dan menghadirkan 39 mahasiswa FEB Unsrat yang merupakan Wirausahawan Muda yang menampilkan usaha mereka dalam Expo tersebut.
“Diharapkan Mahasiswa jangan ragu-ragu memulai usaha, karena terbukti UMKM mampu memberikan kontribusi positif pada ekonomi disaat krisis ekonomi,” ujar Worang.
Ia juga mengatakan bahwa, Sosial bisnis adalah usaha yg bertahan dan berkelanjutan.
“Jadi bukan hanya cari profit sementara. ini adalah fenomena bisnis global dimana perusahaan besar dunia seperti Samsung, Apple dan Nike “sustainable”, karena memperhatikan faktor sosial dalam masyarakat,” tandasnya.
(Ain)