Makan Bersama Beralaskan Daun Pisang, Tradisi Unik Kakumdam XIII/Mdk Bangun Kedekatan dengan Anggota

Daerah, Headline1956 Dilihat

MANADO Nusantaraline.com – Bangun Kebersamaan dan Persaudaraan, KakumdamXIII/Merdeka Letkol Chk Dr. Chandra Matdung W.P., S.H.,M.H. mengadakan makan bersama dengan para prajuritnya. Kali ini bertepatan dengan tradisi penerimaan maupaun pelepasan personel prajurit Kumdam XIII/Merdeka yang digagas oleh Kakumdam, Jumat (24/1/25) Kakumdam dan para personelnya menggelar makan bersama, rutin dilaksanakan untuk bangun Team Work.

Keunikan dari tradisi makan bersama ini yakni nasi dan lauk diletakkan diatas daun pisang yang tergelar dengan susunan daun pisang tanpa terputus dan dinikmati bersama.

Kepada Wartawan Letkol Chk Dr. Chandra Matdung W.P., S.H.,M.H menyampaikan mengenai Filosofi makan di atas daun pisang disusun tanpa terputus adalah untuk membangun kebersamaan, persaudaraan, dan kerendahan hati. Tradisi ini juga menjadi sarana untuk mempererat silaturahmi antar sesama, dan pastinya buat ciptakan ke solidtan.

“Budaya Indonesia selalu memiliki daya tarik tersendiri yang kaya akan keunikan, salah satunya adalah makan bersama diatas daun pisang, atau di Jawa biasa disebut dengan liwetan, Sifat kerendahan hati dan kekeluargaan tercermin dari acara makan bersama ini,” ucap Pamen lulusan Akmil tahun 2002 itu.

Terlihat di ujung meja terdapat unsur pimpinan meja yaitu Kakumdam XIII/Mdk, sementara di sisi yang lain Wakakumdam XIII/Mdk juga ikut duduk bersama. Seluruh anggota Hukum Kodam (Kumdam) XIII/Merdeka mengikuti acara tersebut dengan khidmat dan nikmat, karena suasana kebersamaan dan kedekatan inilah yang saat ini jarang ditemukan.

Acara tradisi makan bersama diatas daun pisang jni ini juga merupakan Tradisi baru yang diciptakan oleh Kakumdam di wilayah Kumdam XIII/Mdk sebagai bentuk kedekatan antara atasan dan bawahan, baik itu perwira, Bintara, Tamtama Satuan Kumdam XIII/Mdk.

“Lebih dari sekadar tradisi makan, dalam kondisi saat ini, di mana kerjasama dan pemikiran kolektif sangat diperlukan untuk mencapai tujuan bersama yang lebih bermakna dan bermartabat. Melalui tradisi makan di atas daun pisang, kita diajak untuk melihat nilai-nilai yang mendasari kehidupan bermasyarakat yang harmonis, di mana persatuan dan persaudaraan menjadi pilar utama,” pungkas perwira menengah dengan dua melati di pundaknya ini, yang sebelumnya berdinas lama di Kopassus.

(Ain)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *