MANADO Nusantaraline.com – PT Pelabuhan Indonesia (Persero) Regional 4 Manado bekerja sama dengan Destructive Fishing Watch (DFW) Indonesia dan International Organization for Migration (IOM) Indonesia menggelar kegiatan sosialisasi pencegahan dan respons terhadap kejahatan transnasional terorganisir terkait migrasi di kawasan perairan Manado, Selasa (19/8/2025).
Kegiatan yang berlangsung di ruang tunggu Terminal Penumpang Pelabuhan Manado ini menegaskan komitmen Pelindo Regional 4 Manado dalam upaya memperkuat kesadaran masyarakat dan pemangku kepentingan terkait pencegahan serta respon terhadap kejahatan transnasional terorganisir di sektor maritim, khususnya di wilayah Perairan Manado.
Sosialisasi ini menghadirkan narasumber yaitu Manager Operasi dan Teknik Pelindo Regional 4 Manado, Ronny Syahrizal, Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Perlindungan Perempuan dan Anak Provinsi Sulawesi Utara,Marsel S. Silom, serta Kepala Sub Bagian Tata Usaha Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas III Manado, Agustinus Mabuka.
Manager Operasi dan Teknik Pelindo Regional 4 Manado, Ronny Syahrizal, mengatakan bahwa pelabuhan memilikiperan sebagai pintu gerbang keamanan maritim.
“Pelabuhan tidak hanya berfungsi untuk kegiatan bongkar muat barang dan penumpang, tetapi juga menjadi garda terdepan dalam mendeteksi dan mencegah aktivitas kejahatan transnasional, seperti penyelundupan manusia atau perdagangan orang,” ujarnya.
Melalui sosialisasi ini, pihaknya ingin memperkuat sinergiantara pengelola pelabuhan, aparat penegak hukum, sertalembaga perlindungan masyarakat agar mampu meresponsl ebih cepat setiap indikasi kejahatan.
Sementara itu, Kepala UPTD Perlindungan Perempuan dan Anak Provinsi Sulawesi Utara, Marsel S. Silom, menekankan bahwa kejahatan transnasional seringkali menjadikan perempuan dan anak sebagai korban.
“Kejahatan transnasional terkait migrasi sering kali berkaitan erat dengan eksploitasi terhadap perempuan dan anak” yang disebabkan faktor struktural seperti kemiskinan, kesenjangan sosial yang lebar,tingkat pendidikan rendah dan faktorkultural seperti budaya konsumtif, lemahnya etika moral dan lemahnya kontrol sosial di masyarakat,” terang dia.
Kepala Sub Bagian Tata Usaha KSOP Kelas III Manado, Agustinus Mabuka, menambahkan bahwa pihaknya terus memperkuat regulasi dan pengawasan terhadap pergerakan di area pelabuhan.
“Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan bersama Pelindo dan instansi terkait berkomitmen melaksanakan pengawasan, pengendalian dan pengaturan lalu lintas pelayaran termasuk mencegah kegiatan illegal diwilayah kerja pelabuhan Manado. Sosialisasi ini sangat penting sebagai bentuk sinergitas dan menyatukan pemahaman dalam peran mencegah dan menangani kejahatan penyelundupan dan perdagangan orang di Pelabuhan Manado,” katanya.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program “Transcending Borders (STREAM): Memperkuat Koordinasi, Deteksi, dan Penanganan Kejahatan Transnasional Terorganisir TerkaitMigrasi di Perairan Indonesia”.
Program ini menekankan pentingnya peran strategis pelabuhan sebagai garda terdepan dalam mendeteksi dan mencegah tindak kejahatan lintas negara, termasuk penyelundupan manusia, perdagangan orang, serta praktik migrasi ilegal.
Sosialisasi ini juga merupakan bagian dari rangkaian program tanggung jawab sosial dan keberlanjutan Pelindo yang menekankan pentingnya aspek security, safety, dansustainability dalam pengelolaan pelabuhan. Dengan adanya sosialisasi ini, Pelindo berharap tercipta kesadaran kolektifserta kesiapan respons cepat apabila ditemukan indikasi kejahatan transnasional di wilayah perairan Manado.
Kegiatan ini pula menjadi momentum penting untuk memperkuat koordinasi antara pemerintah, organisasi internasional, dan masyarakat sipil dalam menghadapi tantangan keamanan maritim di era globalisasi.
(*/Ain)