Wagub Kandouw Hadiri Ibadah Syukur Pentahbisan Konsistori dan Kantor PPA GMIM Anugerah Touliang Kakas 1

MINAHASA Nusantaraline.com – Wakil Gubernur Sulawesi Utara Drs Steven OE Kandouw menghadiri Ibadah Syukur Pentahbisan Konsistori dan Kantor PPA GMIM Anugerah Touliang Kakas 1, Minggu (7/04/2024).

Ibadah syukur dipimpin Pdt Evert Tangel yang juga Sekretaris Umum BPMS Sinode GMIM dengan dihadiri Pj Bupati Minahasa Dr Jemmy Kumendong.

Hadir juga beberapa pejabat Pemprov Sulut dan pejabat Pemkab Minahasa.

“Senang sekali hadir disini yang baru pertama kali,” ucap Kandouw.

Wagub pun memberi bantuan  sebesar Rp25 juta demi menopang pembangunan konsistori dan kantor GMIM Anugerah Touliang Kakas 1.

Ia menyebutkan warga Toliang relatif makmur dengan tempat yang lain. Sawah ada, ladang ada.

“Tak heran, pernah sehari terkumpul 50 juta untuk menopang pendanaan pembangunan Gereja,” ujarnya.

Sebagai benang merah dari khotbah Pdt Evert Tangel soal kebangkitan Yesus, menurut Kandouw tidak bisa ditawar lagi.

“Tidak lagi ada alternatif lain sebagai andalan hidup. Hanya melalui Yesus Kristus saja,” terang Kandouw.

Wagub Kandouw mengatakan, banyak ditemui PNS Pemprov Sulut yang ingin naik pangkat tidak mengandalkan Yesus Kristus.

Bahkan segala cara dilalui demi mendapatkan keinginan naik golongan atau pangkat setingkat lebih tinggi.

“Dalam keimanan tidak boleh begitu. Sekali percaya kepada Yesus, ya Yesus saja,” imbuhnya.

Pada bagian lain, Wagub menyentil bahwa di Sulawesi Utara ini hanya ada gereja di 7 kabupaten kota. Penduduk tahun ini kemungkinan 2,7 juta jiwa.

“GMIM tak sampai 900 ribu. GMIM menurun. Dominasi kita bakal dilewati di Sulut,” tuturnya.

Wagub Kandouw khawatir penurunan warga GMIM. Baginya ini sebuah tanda awas.

“Lama lama hegemoni. Dominasi GMIM bakal hilang,” sebutnya.

Di penghujung sambutan, Wagub mengimbau warga GMIM untuk terus menjaga pertumbuhan keimanan serta organisasi gereja.

“Mulai dari sekarang jaga keimanan percaya kita. Kesetiakawanan kita, kekompakan satu sama lain, sesama anggota jemaat. Semua spektrum gereja harus masuk, perekonomian, pendidikan termasuk agenda politik. Supaya GMIM tetap dominan,” pungkasnya.

(*/ain)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *