MANADO Nusantaraline.com – Dibawah kepemimpinan ODSK PDRB SULUT meningkat dari tahun ke tahun.
Data BPS tahun 2020 Rp. 88.1 Trilliun; 2021 Rp 91.7 T dan 2022 Rp. 96.7 T.
PDRB adalah indikator makro ekonomi dari kinerja pemprov, pemkab dan pemkot. Jadi kenaikan PDRB pada daerah itu berarti kegiatan ekonomi meningkat.
Misalnya investasi pabrik baru, berarti ada aktifitas ekonomi baru, akan ada penyerapan tenaga kerja yang memperoleh pendapatan dari pekerjaan. Dan pegawai yang memiliki pendapatan akan berbelanja yaitu menciptakan permintaan.
Efek yang ditimbulkan dari pabrik baru ini akan membangkitkan UMKM didaerah itu.
Oleh karena itu, Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia ( HIPMI) Natanael Pepah mengharapkan Kepala Daerah di Kabupaten/Kota dapat menciptakan peluang investasi agar UMKM maju didaerah setempat.
Sementara itu, Pengamat Ekonomi Sulut, Frederik Worang mengkonfirmasi pendapat dari Natanael Pepah.
Ia menagtakan, kenaikan Pendapatan Domestik Regional Bruto atau PDRB berarti kenaikan aktifitas ekonomi didaerah itu pada periode tertentu misalnya 1 tahun.
Namun demikian lanjut Natanael, daerah yang PDRB pendapatan nya tinggi bukan berarti tidak ada pengemis.
“Buktinya DKI Jakarta memiliki PDRB paling tinggi di Indonesia, namun pengemis nya sampai malam dijalan,” tukas Natanael Pepah yang juga mantan mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis, UNSRAT ini.
(*/Ain)
