Potensi Wisata Campur yang Terintegrasi

Oleh : Teddy Tandaju, SE., MBA (Adv.)
Business Coach & Dosen Senior Prodi Manajemen,
Unika De La Salle Manado

SELAIN pesona wisata bahari, tanah Nyiur Melambai memiliki potensi wisata religi yang sangat besar. Didasari atas kerukunan antar umat beragama yang sangat tinggi menjadikan tanah Minahasa sebagai salah satu icon kota toleransi nusantara paling terkenal. Dibalik fenomena ini, tanah Minahasa memiliki potensi pariwisata alternatif yang begitu besar yakni atraksi wisata religi masa Paskah.

Kebetulan di tahun 2023, masa Pra Paskah berbarengan dengan bulan Ramadhan yang merupakan bulan suci bagi umat Muslim. Dengan demikian potensi wisata religi di Indonesia khususnya di Tanah Minahasa dan daerah sekitar akan semakin semarak.

Moment perayaan Paskah yang dimulai dengan masa Pra-Paskah merupakan saat yang cukup memiliki potensi dalam menaikkan kunjungan turis nusantara maupun manca negara di tanah Minahasa.

Mengapa demikian, sejak kurang lebih dua dekade, tanah Minahasa telah gencar memulai suatu cara atau tradisi baru dalam merayakan masa Paskah terlihat dari berbagai denominasi kristiani yang melakukan beragam event/ kegiatan gereja baik dalam bentuk lomba olahraga, seni, pawai dan lain-lain. Yang paling menarik perhatian adalah dibangunnya miniatur taman Paskah yang menampilkan beragam suasana perjalanan Yesus Kristus selama Pekan Suci yang dimulai pada perayaan Minggu Palma.

Tentunya, moment Paskah ini merupakan suatu daya tarik atraksi wisata alternatif yang sangat potensi dalam mendatangkan turis lokal, national maupun international.

Mengapa demikian? Alternatif wisata masa Paskah di tanah Minahasa memiliki rentang waktu yang cukup lama untuk dapat dinikmati dimulai sejak perayaan Rabu Abu dan akan berakhir seminggu setelah hari Paskah.

Total waktu display wisata alternatif ini lebih dari 40 hari. Dengan periode waktu yang lumayan lama, pasti pariwisata Sulawesi Utara, khususnya di tanah Minahasa dan sekitarnya akan diuntungkan dan dapat memetik hasil menggembirakan.

Setelah melewati masa krisis Covid 19 yang menghentikan kegiatan seperti ini kurang lebih 2 tahun, masa Paskah tahun ini terasa special dimana euphoria untuk merayakan kembali tradisi ini semakin terlihat dibeberapa lokasi baru di Kota Manado. Saya sangat menaruh rasa kagum yang tinggi atas kreatifitas jemaat dan umat wilayah rohani yang begitu antusias mendekorasi miniatur taman Getsemani, bukit Golgota, kubur dan replika Yesus beserta para rasul yang diadaptasi dari cerita kitab suci. Sungguh suatu pemandangan yang sangat indah apalagi dilihat pada malam hari. Beberapa taman paskah memancarkan sinar lampu warna-warni yang sangat menawan.
Jelas inilah moment dan saat yang dapat dipromosikan untuk menjadi suatu wisata alternatif yang sungguh kreatif. Moment ini adalah event tahunan yang tidak dapat dijumpai di sebagian besar wilayah Indonesia, hanya di daerah tertentu; dan kebetulan di tanah tercinta kita, Minahasa dapat dijumpai di banyak lokasi. Ada baiknya, pemerintah, pemerhati wisata, seluruh pemangku kepentingan wisata baik swasta maupun non-swasta memberikan perhatian khusus untuk hal ini. Banyak potensi wisata yang dapat diangkat sebagai ‘adjectival tourism’ dari wilayah kita agar para turis tidak hanya ke Bunaken saja jika harus travelling ke Sulawesi Utara.
Sebaiknya kreatifitas jemaat seperti dalam masa Paskah ini dipergunakan pemangku kepentingan sebagai ajang ‘Visit tanah Minahasa – special Easter time’ karena banyak atraksi menarik dan kreatif dapat dinikmati. Hal spektakuler yang dapat menjadi puncak daya tarik wisata masa Paskah ini yakni saat memasuki Tri Hari Suci. Para turis pasti akan terkesima dengan penuh sesaknya gereja saat perayaan Kamis Putih, Jumat Agung, Vigili Paskah dan Paskah karena hal ini sangat jarang terjadi di negara lain. Ribuan umat dan jemaat akan membanjiri gereja saat Tri Hari Suci. Inilah salah satu wisata religi yang perlu kita tangkap peluangnya. Keunikan Minahasa wajib ditonjolkan dan menjadi kebanggan ‘torang samua’.
Sudah menjadi tradisi kegiatan Paskah diselingi dengan beragam drama hidup, jalan salib, perlombaan seni, olahraga dan pawai Paskah di tingkat gereja, kolom ataupun wilayah rohani baik bagi anak-anak hingga orang dewasa. Mari kita lihat betapa besarnya potensi wisata religi Masa Paskah di Tanah Minahasa ini. Sangat luar biasa!. Oleh karenanya, sangat diperlukan suatu kerjasama yang solid antara warga masyarakat, pemerintah serta para stakeholder pariwisata dalam mengembangkan potensi wisata religi ini. Potensi wisata alternatif ini dapat menjadi suatu bentuk ‘Community Based Tourism’ yang bercirikan kearifan lokal tanah Minahasa. Bukan hanya itu saja, perhatikan bagaimana para umat kristiani merayakan Paskah saat ke gereja! Sudah menjadi tradisi mereka akan mengenakan gaun atau pakaian khusus untuk merayakan hari kemenangan mereka. Saya pernah lumayan lama tinggal di luar negeri dan saya perhatikan cara berpakaian jemaat ke gereja saat Paskah hanyalah biasa saja, bahkan ada yang mengenakan celana pendek dan kaos oblong. Perhatikan umat kristiani Minahasa saat mereka ke gereja, kita bisa melihat sejenis ‘Fashion Show’ saat ibadah ataupun misa Paskah. Lebih dari itu, beberapa wilayah akan mempersiapkan beragam kuliner ciri khas lokal bercita rasa khusus, kesemuanya terangkum dalam Wisata Kuliner.
Perlu dicatat, bahwa tiap malam Paskah, akan terlihat fenomena alam yakni Bulan Purnama. Mengapa kita tidak memanfaatkan moment ini dan mencontoh komunitas warga Tionghoa yang menyelenggarakan ‘Mooncake Festival?’. Kesemuanya ini dapat terjadi dalam rangkaian perayaan Paskah yang sangat layak menjadi Mixed and Integrated Tourism (Pariwisata campuran yang terintegarsi).
Saya melihat potensi wisata Religi Paskah ini sangat besar manfaatnya dalam menumbuh kembangkan wisata di wilayah kita ini. Untuk itu, perlu diadakan kerjasama dengan berbagai stakeholder baik lokal, nasional maupun luar negeri guna menunjang program wisata religi ini tanpa mengesampingkan peran penting strategi komunikasi pemasaran yang efektif dan efisien dalam menyebarkan informasi dan menjangkau target pasar agar kunjungan turis semakin tinggi ke wilayah Sulawesi Utara. Saya yakin dan pastikan wisata alternatif ‘Masa Paskah di Tanah Minahasa’ akan sangat berpotensi mendatangkan turis lokal, nasional maupun international. Mari kita warga Minahasa turut berperan aktif dalam mensukseskan event tahunan ini yang sudah pasti akan membentuk branding (merek bisnis) baru bagi Tanah Minahasa.

(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *